Ramadhan yang kita
cintai akan meninggalkan kita semua. Insyaallah dalam hitungan beberapa jam
saja, kita akan menyelesaikan tugas puasa dan merayakan hari raya idul fitri.
Di rumahku, mungkin tak semeriah di beberapa rumah lain dalam menyambut
lebaran. Tapi setidaknya mulai terasa perbedaannya dengan melakukan beberapa
ritual khusus yang mungkin hanya dilakukan setahun sekali, seperti membuat kue,
membersihkan rumah bersama, dll.
Ramadhan, yang
hampir sebelas bulan kita rindukan, tak terasa akan usai. Berbagai macam ibadah
sudah kita lakukan, baik yang khusus hanya ada di bulan Ramadhan, seperti solat
terawih, maupun ibadah-ibadah lain, seperti membaca Qur’an, solat sunnah di
malam hari, i’tikaf, dzikir, dll. Semoga Allah menerima semua ibadah kita.
Selama bulan Ramadhan, kita berpuasa, menjaga makan dan minum, menahan hawa
nafsu, menjaga hati dan pikiran dari sifat-sifat syaitoniyah, belajar, dan
menjaga agar kita tetap dekat dengan Allah. Selama Ramadhan, kita juga
memperdalam pengetahuan tentang islam, dan tak jarang mengalami
pengalaman-pengalaman spiritual yang unik. Selama Ramadhan, kita menjaga
keistiqomahan dalam beribadah, berdoa berbagai macam keinginan, berdzikir siang
dan malam. Semua itu kita lakukan dalam kemuliaan bulan Ramadhan agar lebih
dekat kepada Allah ta’ala.
Di akhir-akhir
Ramadhan seperti ini, satu pertanyaan penting, sanggupkah kita menjaga semua
yang telah kita usahakan, ibadah yang kita lakukan, keistiqomahan di luar bulan
Ramadhan? Selama Ramadhan, setan-setan dibelenggu. Yang kita hadapi hanya diri
kita sendiri, hawa nafsu kita. Sedangkan diluar bulan Ramadhan, tantangan kita
akan semakin sulit. Kita mudah saja melaksanakan berbagai macam kegiatan ibadah
selama bulan Ramadhan, selain karena faktor di atas, juga suasana lingkungan
sekitar sangat mendukung. Perhatikan saja di lingkungan sekitar kita,
spanduk-spanduk, sampai busana yang dikenakan pegawai-pegawai di pertokoan
menyiratkan aura Ramadhan. Belum lagi media baik elektronik maupun cetak, semua
menyajikan acara, berita, kisah, yang bernuansa islam. Bahkan stasiun televisi
pun berlomba-lomba menyajikan sinetron yang bernuansa islam. Begitupun dengan
lingkungan sosial kita. Masyarakat islam lebih santun, sopan, dan mampu menahan
diri. Semua itu menjadikan kita lebih nyaman dalam beribadah kepada Allah Azza
wa Jalla.
Sedangkan di luar
Ramadhan, keadaan berubah sebaliknya. Cahaya Ramadhan seakan lenyap begitu
saja. Sanggupkah kita menjaga keistiqomahan ibadah selama bulan Ramadhan? Kita
bisa saja beralasan bahwa setelah bulan Ramadhan, setan-setan kembali
berkeliaran, hingga wajar bila kita tidak sanggup menjaga keistiqomahan itu.
Apakah itu bukan berarti kita malah menyerahkan diri pada tipu daya setan?
Sebenarnya kita
bisa menjaga keistiqomahan itu jika kita
berkemauan kuat dan berusaha keras. Istiqomah tidak kita peroleh begitu
saja dan Kita bisa menjaga ibadah-ibadah selama bulan Ramadhan.
Semoga Ramadhan tahun ini
berkesan dan memberikan pengaruh pada kehidupan selanjutnya. Terlalu muluk
seandainya kita berharap dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan selanjutnya.
Kita memohon pada Allah agar apa yang telah kita lakukan diterima-Nya, semua
dosa kita diampuni, dan diberi kekuatan untuk menjaga keimanan. Amin